Alamak, Carut Marut 3.000 Titik Proyek Perkim PUPR Riau Akhirnya Diungkap

forumriau.com 29.6.24
forumriau.com
Sabtu, 29 Juni 2024

Satu jalan proyek PUPR Riau, Bidang Perkim yang ditemukan tidak selesai dikerjakan berpotensi membahayakan masyarakat pengguna jalan. Foto: LSM MAMPIR 


Alamak, Carut Marut 3.000 Titik Proyek Perkim PUPR Riau Akhirnya Diungkap 

PEKANBARU - FORUMRIAU.COM : Pada Jumat 28 Juni 2024, ditemukan pengerjaan proyek yang dinilai masyarakat dikerjakan asal jadi. Pasalnya, salah satu proyek dari dinas PUPR Riau, Bidang Perkim itu, hingga tahapan penyelesaiannya, dinilai tidak sesuai dengan kontrak kerja. 

"Dari tinjauan langsung ke lokasi proyek, kita memang menemukan fakta, bahwa semenisasi yang dikerjakan, masih menyisakan sekitar 20 meter yang tidak rampung. Sisa yang tidak rampung ini bahkan berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan. Karena besinya yang ada di sisa proyek yang tidak ditutupi semenisasi itu, sangat rawan berdampak kecelakaan bagi pengguna jalan," terang Ketua Umum (Ketum) Masyarakat Peduli Pembangunan Riau (MAMPIR), Haryanto, usai melakukan peninjauan pekerjaan proyek pada Jumat, 28/6/2024, di Pekanbaru.

Namun Haryanto menegaskan, temuan proyek itu hanya sebagai salah satu sampling (contoh) dari 3.000 titik proyek se Riau, di Tahun Anggaran 2024, yang ada dibawah Bidang Perkim dari Dinas PUPR Provinsi Riau tersebut.

"Membahas proyek semacam semenisasi dari Bidang Perkim PUPR Riau ini, tidak lepas dari proses awal terbentuknya sebuah proyek. Dimana prosedur pertama diawali dengan membuat perencanaan kerja sesuai kebutuhan masyarakat. Darimana kebutuhan masyarakat didapat? Ya dari hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), yang selama ini dilakukan oleh ketua RT dan RW, bersama pejabat Kelurahan hingga Kecamatan," bedah Haryanto. 

Selanjutnya, terang Haryanto, hasil Musrenbang ini jadi bahan pertimbangan dan evaluasi oleh rekan kerja yang melanjutkannya ke dinas PUPR Riau Bidang Perkim, untuk dijadikan Proyek di setiap tahun anggaran.

Namun proses perencanaan proyek ini sangat membuka lebar terjadinya perencanaan yang diluar keinginan masyarakat. Karena, menampung kebutuhan masyarakat, membuat laporan, perencanaan serta evaluasi sebuah planning proyek hingga dijadikan mata anggaran itu prosesnya tidak seperti cerita legenda Tangkuban Parahu, yang dikerjakan satu malam harus selesai. Akibatnya, ada proyek ditolak oleh masyarakat setempat karena tidak sesuai yang mereka inginkan dan sampaikan di saat Musrenbang. 

"Ada indikasi terjadinya usulan proyek proyek ini hanya dilakukan diatas kertas, alias copy paste. Seperti perencanaan dilakukan maping online saja tanpa ada survei lapangan. Sementara, pengesahan administrasi syarat usulan proyek, diketahui perangkat RT dan RW hanya formalitas saja tanpa benar benar dilakukan evaluasi ke lapangan untuk melihat lokasi dimana proyek akan dilakukan.

Nah, pada tahun anggaran 2024 ini, ada 3.000 titik se provinsi Riau, dimana rata rata satu titik proyek yang kategori Penunjukan Langsung (PL) itu, dianggarkan maksimal, tidak lebih Rp.200 juta per titiknya. Seperti proyek yang kita temukan hari ini, itu di papan proyek ditulis Rp.175 jutaan. Yang kita bedah atas temuan ini adalah secara umum terhadap proses diadakannya 3.000 titik proyek ini. 

Bagaimana masyarakat dapat menerima kebenaran apakah proyek itu benar-benar direncanakan sesuai aspirasi mereka? 3.000 titik lho se Riau dalam tahun anggaran 2024 ini, siapa yang bisa memastikan bahwa 3.000 titik ini memang diadakan sesuai keinginan masyarakat di lokasi, siapa yang sanggup keliling Riau untuk mengecek realisasi 3.000 titik proyek ini?," jelas Haryanto balik bertanya.

HARYANTO 
Ketum LSM MAMPIR 
Haryanto sendiri mengungkapkan bahwa carut marut ribuan titik proyek tersebut ditemukannya sendiri juga di lingkungan tempat tinggalnya. Dimana, proyek akan dikerjakan, namun setelah ditelusuri, maka ditemukan bahwa proyek itu bukanlah usulan dari masyarakat setempat. 

"Di lingkungan tempat tinggal saya sendiri, ada proyek akan dikerjakan, namun akhirnya kita tahu itu salah satu proyek hasil masyarakat menolak, karena setelah ditelusuri, ternyata proyek itu bukanlah usulan dari masyarakat setempat, melainkan dari proyek entah darimana dipindahkan ke lokasi lain, yaitu lokasi perumahan kami. Ini menjadi salah satu fakta, temuan bagaimana ribuan proyek itu sangat riskan penyelewengan, mulai dari perencanaan hingga pengerjaannya sampai di lapangan," ungkap Haryanto. 

"Ini catatan yang kami simpan, kita konfirmasi ke Dinas PUPR, Bidang Perkim. Dengan informasi dari kita, LSM MAMPIR berharap Dinas PUPR, Bidang Perkim dan rekan kerja pelaksana proyek akan dapat memperbaiki kendala yang kita temukan. Semua kita lakukan agar hasil pengerjaan proyek proyek sejenis itu, betul betul dinikmati oleh masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat," pungkas Haryanto.*** Penulis: Surya Koto 

Thanks for reading Alamak, Carut Marut 3.000 Titik Proyek Perkim PUPR Riau Akhirnya Diungkap | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments