Dubalang Adat Kenegerian Tapung Sampaikan
Tuntutan Terkait Pengelolaan Blok Rokan
FORUMRIAU.COM - TAPUNG: Aksi unjuk rasa terkait pengelolaan Blok Rokan ternyata bukan saja terjadi di Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis. Aksi unjuk rasa juga digelar oleh puluhan Dubalang Adat Kenegerian Tapung, Kabupaten Kampar, di depan pintu gerbang areal PT Chevron Pacific Indonesia, di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Senin (12/7).
Pengunjuk rasa menyampaikan sejumlah tuntutan terkait pengelolaan Blok Rokan yang pengelolaannya akan diserahkan ke PT Pertamina melalui anak perusahaannya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada 9 Agustus 2021.
Panglimo Bosa Kenegerian Tapung H. Perry Kasikan dalam orasinya mengatakan sengaja tuntutan yang ingin disampaikan ditulis di sepanduk dan kertas agar apa yang disuarakan didengar pemerintah khususnya PT Pertamina.
"Aksi kami ini merupakan aksi damai dan kami ingin menyampaikan beberapa tuntutan terkait
pengelolaan Blok Rokan yang sebelumnya dikelola PT Chevron dan akan diserahkan ke PT Pertamina pada 9 Agustus 2021 ini," kata Perry yang mengenakan tanjak Melayu saat berorasi.
Menurut Pery, ada sejumlah tuntutan yang ingin mereka sampaikan antara lain keinginan agar pemerintah ataupun PT Pertamina mengikutsertakan perusahaan patner Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dalam proses lelang dalam kepemilikan saham 39% di Blok Rokan.
Mereka juga menuntut agar tenaga kerja tempatan (lokal) bisa dipekerjakan di wilayah kerja Blok Rokan, memprioritaskan Local Business Development bagi perusahaan tempatan.
Belasan pengunjuk rasa membawa sepanduk putih bertuliskan kata-kata dengan warna merah dan membentangnya di depan pintu gerbang areal PT Chevron Pacific Indonesia, di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung yang diantaranya berbunyi: "Ikutsertakan Perusahaan Patner LAM Riau Proses Lelang Dalam Kepemilikan Saham 39%", "Perhatikan Ketenagakerjaan Tempatan", dan Prioritaskan Local Bisnis Perusahaan Tempatan.
Pada sepanduk lainnya juga membuat kata-kata: "Kami Sudah Tidak Tahan…!!!, "Kami Meminta Pemerintah Agar Berpihak Kepada Kami", "NKRI Harga Mati…", "Blok Rokan Harga Mati", "100 Tahun Bumi Dikeruk Nasib Kami Tidak Berubah Malah Sulit Bekerja di Kampung Halaman Kami", "Berikan Hak Kami Atas Sumber Daya Alam", "Biar Kami yang Mengelolanya", dan belasan sepanduk berukuran kecil yang ditulis di kertas karton.
"Inilah keluh kesah kami supaya pemerintah memperhatikan kami masyarakat adat yang ada di kampung ini. Kami juga mempunyai LAM Riau yang juga harus diperhatikan ke depan," ujarnya.
Menurut Perry, semula unjuk rasa ini akan diikuti oleh ratusan orang anak kemenakan Kenegerian Tapung, namun setelah berkoordinasi dengan pihak keamanan aksi unjuk rasa hanya diizinkan puluhan orang mengingat aturan Prokes (Protokol Kesehatan) Covid-19.
Sementara itu perwakilan Panglima Muda Petapahan Mhd. Rafiq Mutaqin, S.Ikom menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal perjuangan tersebut sampai tuntas.
"Kita tidak akan tinggal diam mulai dari saat ini. Kita tidak akan pernah diam. Sepakat kawan-kawan. Kita tidak mencari musuh, namun jika musuh di depan mata, pantang untuk dielakkan. Sepakat?," kata Rafiq dengan nada bertanya yang dijawab sepakat secara serempak oleh para pengunjuk rasa dari Dubalang Adat Melayu Riau Kenegerian Tapung ini.
Unjuk rasa diakhiri dengan doa bersama untuk keberhasilan perjuangan Blok Rokan dan setelah berdoa para dubalang adat membubarkan diri secara tertib. (rilis)
Thanks for reading Dubalang Adat Kenegerian Tapung Sampaikan Tuntutan Terkait Pengelolaan Blok Rokan | Tags: Kampar
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »