Pemukulan dua orang wartawan oleh karyawan dan sekuriti UIN Suska Riau terkesan tidak ditangani oleh Polsek Tampan, Pekanbaru. Padahal, kejadian pemukulan mengakibatkan Irwansyah, wartawan koran harian Berita Terkini tidak masuk kerja selama tiga hari itu, terjadi pada Senin 25/8/2014 silam.
FORUMRIAU.COM: Pemukulan tersebut juga telah mengakibatkan wartawan koran Forum Riau, Suryadi, kehilangan data penting di memori card Black Berrynya. Hal itu diakui pengacara korban, DR Riadi SH MH kepada wartawan, di Pekanbaru. Menurut Riadi, kejadian pemukulan yang dilakukan beramai-ramai di depan umum itu seharusnya telah menyeret sejumlah pelaku.
"Bagaimana mungkin prosesnya sampai saat ini belum ada pemanggilan dan menahan tersangka. Padahal pelakunya pekerja di kampus itu. Seharusnya sudah ada tersangka. Apakah ini bukan menunjukkan lambannya kerjaan penyidik,"kata Riadi.
Irwansyah sebagai korban mengatakan sangat heran dengan kinerja penyidik yang menangani kasus pemukulannya itu. Menurutnya, pelaku pengeroyokan secara beramai-ramai itu jelas terjadi di depan umum dan disaksikan oleh banyak orang di TKP, gedung rektorat kampus UIN Suska Riau.
"Dalam BAP, saya telah jelaskan ada tiga orang pelaku pemukulan terhadap saya. Orangnya saya tahu, tapi namanya tidak tahu persis. Yang jelas, dia adalah sekuriti, pegawai rektorat dan satunya lagi panitia lelang proyek yang ruangannya di lantai 5, gedung rektorat. Mereka bergantian memukul saya waktu itu. Dari hasil visum RS Bayangkara Polda Riau, akibat pukulan itu mulut saya berdarah, badan saya mengalami luka lebam. Saya juga sakit selama tiga hari tidak masuk kerja,"terang Irwan.
Sedangkan Suryadi, juga mengalami kerugian data penting yang ada dalam memori card BlackBerry nya.
"Waktu kejadian saya merekam dengan kamera BB saya. Tapi ada yang merampas BB saya hingga jatuh dan ia ambil kartu memorinya. Di dalam kartu memori itu banyak dokumen penting rekaman suara, video dan poto liputan saya, sangat rahasia juga ada dokumen pribadi,"jelas Suryadi.
Terpisah, Kepala Bidang hukum PWI Riau Sugiharto SH MH kepada wartawan mengatakan, jika korban merasa proses penanganan kasusnya lambat, maka dapat diajukan dengan membuat surat ke Polda Riau dan Polri atas lambannya kinerja penyidik dalam kasus tersebut.
"Korban bisa buat surat ke Kapolda, Propam Polda Riau, tembusan ke Kapolri, Kadiv Propam dan juga tembusan lainnya seperti Ombudsmen dan ke Presiden,"jawab Sugiharto.
Kejadian pemukulan waratawan tersebut bermula dari tidak senangnya pihak UIN Suska Pekanbaru saat ditanya salah satu proyek gedung di kampus itu. Dalam keterangan Roni, selaku panitia lelang, waktu itu mengaku gedung yang di belakang rektorat itu sudah 5 tahun menerima anggaran. Tapi hingga 2014 silam, gedung itu juga tidak selesai.
"Pada 2013 lalu, anggarannya 13 miliar. Kata Roni selaku panitia lelang itu, tahun 2014 akan selesai dibangun, namun kenyataannya tidak. Makanya kami kembali tanyakan waktu itu langsung ke ibu Kafriah selaku PPTK nya. Namun mereka sepertinya sengaja membuat ribut dengan menyuruh satpam mengusir kami, terjadilah pemukulan tersebut,"terang Suryadi ke media.
Roni mengaku sejak 2006 silam bangunan tersebut telah dianggarkan tiap tahunnya. Pertama dari APBN, tahun berikutnya dari APBD tahun jamak. Namun gedung itu tak kunjung selesai hingga sekarang. Total anggaran sejak 2006 itu diperkirakan mencapai ratusan miliar dan tak jelas realisasinya.(Frc/470)
FORUMRIAU.COM: Pemukulan tersebut juga telah mengakibatkan wartawan koran Forum Riau, Suryadi, kehilangan data penting di memori card Black Berrynya. Hal itu diakui pengacara korban, DR Riadi SH MH kepada wartawan, di Pekanbaru. Menurut Riadi, kejadian pemukulan yang dilakukan beramai-ramai di depan umum itu seharusnya telah menyeret sejumlah pelaku.
"Bagaimana mungkin prosesnya sampai saat ini belum ada pemanggilan dan menahan tersangka. Padahal pelakunya pekerja di kampus itu. Seharusnya sudah ada tersangka. Apakah ini bukan menunjukkan lambannya kerjaan penyidik,"kata Riadi.
Irwansyah sebagai korban mengatakan sangat heran dengan kinerja penyidik yang menangani kasus pemukulannya itu. Menurutnya, pelaku pengeroyokan secara beramai-ramai itu jelas terjadi di depan umum dan disaksikan oleh banyak orang di TKP, gedung rektorat kampus UIN Suska Riau.
"Dalam BAP, saya telah jelaskan ada tiga orang pelaku pemukulan terhadap saya. Orangnya saya tahu, tapi namanya tidak tahu persis. Yang jelas, dia adalah sekuriti, pegawai rektorat dan satunya lagi panitia lelang proyek yang ruangannya di lantai 5, gedung rektorat. Mereka bergantian memukul saya waktu itu. Dari hasil visum RS Bayangkara Polda Riau, akibat pukulan itu mulut saya berdarah, badan saya mengalami luka lebam. Saya juga sakit selama tiga hari tidak masuk kerja,"terang Irwan.
Sedangkan Suryadi, juga mengalami kerugian data penting yang ada dalam memori card BlackBerry nya.
"Waktu kejadian saya merekam dengan kamera BB saya. Tapi ada yang merampas BB saya hingga jatuh dan ia ambil kartu memorinya. Di dalam kartu memori itu banyak dokumen penting rekaman suara, video dan poto liputan saya, sangat rahasia juga ada dokumen pribadi,"jelas Suryadi.
Terpisah, Kepala Bidang hukum PWI Riau Sugiharto SH MH kepada wartawan mengatakan, jika korban merasa proses penanganan kasusnya lambat, maka dapat diajukan dengan membuat surat ke Polda Riau dan Polri atas lambannya kinerja penyidik dalam kasus tersebut.
"Korban bisa buat surat ke Kapolda, Propam Polda Riau, tembusan ke Kapolri, Kadiv Propam dan juga tembusan lainnya seperti Ombudsmen dan ke Presiden,"jawab Sugiharto.
Kejadian pemukulan waratawan tersebut bermula dari tidak senangnya pihak UIN Suska Pekanbaru saat ditanya salah satu proyek gedung di kampus itu. Dalam keterangan Roni, selaku panitia lelang, waktu itu mengaku gedung yang di belakang rektorat itu sudah 5 tahun menerima anggaran. Tapi hingga 2014 silam, gedung itu juga tidak selesai.
"Pada 2013 lalu, anggarannya 13 miliar. Kata Roni selaku panitia lelang itu, tahun 2014 akan selesai dibangun, namun kenyataannya tidak. Makanya kami kembali tanyakan waktu itu langsung ke ibu Kafriah selaku PPTK nya. Namun mereka sepertinya sengaja membuat ribut dengan menyuruh satpam mengusir kami, terjadilah pemukulan tersebut,"terang Suryadi ke media.
Roni mengaku sejak 2006 silam bangunan tersebut telah dianggarkan tiap tahunnya. Pertama dari APBN, tahun berikutnya dari APBD tahun jamak. Namun gedung itu tak kunjung selesai hingga sekarang. Total anggaran sejak 2006 itu diperkirakan mencapai ratusan miliar dan tak jelas realisasinya.(Frc/470)
Thanks for reading Tutup Korupsi, UIN Korbankan 2 Wartawan | Tags: Hukrim
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »