Berdasarkan dua usulan nama calon kepala daerah pengganti atau pengisi jabatan kosong untuk Wakil Gubernur Riau, DPP Golkar mengusulkan dua nama yaitu Wan Thamrin Hasyim dan Ruspan Aman.
FORUMRIAU.COM - Setelah melalui voting dua kali di sidang paripurna DPRD Riau, terpilihlah dengan suara terbanyak yakni 40 suara untuk Wan Thamrin Hasyim dan sisanya 23 suara untuk Ruspan Aman.
Perolehan suara ini terdiri dari 63 jumlah anggota DPRD Riau yang hadir dari 65 totalnya. Sedangkan 2 anggota DPRD Riau lagi kososng karena baru meninggal dunia atas nama Rospian dari PKB dan satu orang lagi masih dalam penjara atas nama Aseng alias Siswaja dari Partai Gerindra asal Rokan Hilir.
Pemilihan berlangsung alot hingga dua kali voting dilakukan. Voting pertama terjadi suara imbang dengan perolehan 31 berbanding 31 untuk kedua calon wakil Gubernur Riau. Begitu juga dengan pemilihan kedua karena satu orang anggota DPRD Riau dari 63 orang tidak hadir, maka jumlah voting jadi imbang jika dibagi dua yakni 31 + 31 = 62.
Pada pemilihan yang dilakukan untuk ke tiga kalinya voting, akhirnya anggota dewan atas nama Tengger hadir dalam voting. Terjadilah perubahan suara meski selisih akhirnya malah kian besar untuk Wan Thamrin Hasyim 40 suara dan Ruspan Aman 23 suara.
Dengan hasil tersebut, Wan Thamrin Hasyim akan mendapingi Gubernur Riau Arsyadjulian Rachman hingga akhir masa jabatan pada 2019 mendatang. Sementara helat Pilkada Gubernur telah menyusul pada 2018 nanti.
Dalam resam adat budaya dan sejarah Melayu, Gelar Wan diketahui merupakan Ranji atau Jenjang Gelar yang disematkan terhadap keturunan Kerajaan dari bangsa Melayu keturunan Arab. Gelar ini terakhir dikaitkan dengan gelar serupa bagi keturunan Arab-Melayu.
Menganal Gelar Wan dari Melayu
Dari catatan wikipedia disebutkan, Wan (Ahlul Bait) ialah gelaran melayu bagi keturunan Nabi Muhammad SAW di kalangan warga Arab-Melayu di Indonesia, Thailand dan juga Malaysia.
Sampai saat ini, peranan warga Arab-Melayu dalam dunia keagamaan Islam masih dapat terasakan. Mereka yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW mendapat berbagai panggilan (gelar) penghormatan, seperti Syekh, Syed, Sayyid, Syarif (di beberapa daerah di Indonesia menjadi kata Wan atau Habib dari masyarakat Indonesia lainnya.
Para Ahlul Bait sangat dihormati pada masyarakat muslim khususnya di Nusantara karena dianggap sebagai tali pengetahuan yang murni, karena garis keturunannya yang langsung dari Nabi Muhammad.
Penghormatan ini sangat membuat gusar para kelompok anti-sunnah yang mengkait-kaitkan hal ini dengan bid'ah. Para Ahlul Bait di Indonesia sangatlah banyak memberikan pencerahan dan pengetahuan akan agama islam. Sudah tak terhitung jumlah orang yang akhirnya memeluk agama islam di tangan para Ahlul Bait.
Walau bagaimanapun moyang moyang yang menggunakan gelaran Wan ini telah berhijrah ke tempat lain tepatnya di Sarawak.
Gelaran di antara anak perempuan kepada keturunan Wan (Ahlul Bait) diberi nama Sharifah atau Syarifah manakala Wan (Kelantan) diberi gelaran kepada anak perempuan mereka Wan juga.
Kini, ramai dikalangan keturunan Rasulullah ini ingin menukarkan gelaran Wan kepada Sayed atau Habib supaya tidak terjadinya salah anggap ini.
Sehingga terjadinya salah anggap di kalangan orang Malaysia di antara Wan (keturunan Rasulullah) dan Wan (keturunan Cik Siti Wan Kembang).
Garis keturunan Nabi Muhammad tersebut yang paling populer di Indonesia adalah gelar sebutan Habib yang telah diakui dunia sebagai perkumpulan keturunan Nabi SAW.
Namun, Organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad Saw. di Indonesia, Rabithah Alawiyah, menilai banyak terjadi salah kaprah di masyarakat terkait sebutan habib. Ketua Umum Rabithah Alawiyah Sayyid Zen Umar bin Smith menyatakan bahwa fenomena itu perlu diluruskan.
Menurutnya, habib secara bahasa berarti keturunan Rasulullah yang dicintai. Adapun, habaib adalah kata jamak dari habib. Jadi tidak semua keturunan Rasulullah bisa disebut habib.
Keturunan Rasulullah dari Sayyidina Husein disebut sayyid, dan dari Sayyidina Hasan disebut assyarif. Hasan dan Husein merupakan putra Sayyida Fatimah binti Muhammad dengan Ali bin Abi Thalib. Zen menjelaskan, di Indonesia para keturunan Rasullullah banyak yang berasal dari Husein. Maka banyak yang disebut sayyid.
Sementara keturunan-keturunan Hasan kebanyakan menjadi raja atau presiden seperti di Maroko, Jordania, dan kawasan Timur Tengah. Pertama kali ulama-ulama dari Yaman atau Hadramaut masuk ke Indonesia di beberapa daerah. Karena adanya akulturasi budaya, sebutan sayyid di Aceh berubah menjadi Said, di Sumatra Barat menjadi Sidi dan lain sebagainya.
Dia mengatakan, saat ini banyak orang yang mengaku sebagai seorang habib, padahal bukan. ‘Gelar’ habib, kata dia, tidak bisa disematkan kepada setiap sayyid. Setiap habib harus sayyid, tetapi sayyid belum tentu habib. Seorang sayyid, lanjutnya, tidak bisa mengatakan bahwa dirinya sendiri adalah habib.
Pengakuan habib harus melalui komunitas dengan berbagai persyaratan yang sudah disepakati. Di antaranya cukup matang dalam hal umur, harus memiliki ilmu yang luas, mengamalkan ilmu yang dimiliki, ikhlas terhadap apapun, wara atau berhati-hati serta bertakwa kepada Allah.
Terkait nama gelar Wan pada nama Wan Thamrin Hasyim yang terpilih jadi wakil Gubernur Riau sisa masa jabatan 2014-2019, belum ada catatan atau keterangan resmi dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAM-Riau) atas gelar yang belum disebutkan dalam organisasi keturunan nabi tersebut.(*)
Thanks for reading Mengenal Gelar Wan atau Habib Dari Nama Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim | Tags: Nasional Politik
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »