Tempat tersebut benar-benar ada di dunia nyata, tepatnya di Shani Shingnapur, Maharashtra, India. Di sana penduduknya tak terlalu memperhatikan keamanan karena kepercayaan mereka kepada Shani, Dewa Saturnus, yang dianggap sebagai pelindung desa.
Hal tersebut berawal dari sebuah legenda yang mengatakan, sekitar 300 tahun lalu setelah terjadi hujan lebat dan banjir, ditemukan lempengan batu berwarna hitam terdampar di tepi Sungai Panasnala, yang pernah mengalir melalui desa.
Ketika penduduk setempat mencoba menyentuh batu setinggi 1,5 meter dengan tongkat, darah mulai mengalir keluar dari benda tersebut.
Pada malam harinya, Dewa Shani yang muncul dalam mimpi penduduk mengungkap bahwa batu tersebut adalah perwujudan dirinya. Ia memerintahkan agar lempengan itu harus disimpan di desa, di mana ia akan berada di sana.
Namun Shani mengajukan satu permintaan, batu dan kekuatannya tak boleh ditutupi, karena itu dibutuhkan untuk mengawasi desa tanpa hambatan. Dewa Saturnus itu kemudian memberkati pemimpin dan berjanji untuk melindungi desa dari bahaya.
Setelah penduduk desa memasang batu besar itu di tengah kota, mereka memutuskan untuk menyingkirkan semua pintu dan gembok. Mereka tak membutuhkan itu lagi karena menganggap Dewa telah mengawasinya.
Dikutip dari BBC, Rabu (1/6/2016) dirilis liputan6com, tradisi tersebut pun kemudian diwariskan secara turun-temurun. Penduduk lokal biasanya hanya menaruh papan kayu di depan pintu mereka untuk menghindari anjing liar agar tak masuk ke dalam rumah.
Mereka tak memiliki pintu permanen, namun tampak tenang ketika meninggalkan perhiasan serta uang begitu saja. Penduduk lokal percaya bahwa Dewa Shani akan melindungi mereka dari berbagai bentuk kesialan.
Penduduk lokal bahkan tak meminta tetangganya untuk menjaga rumah mereka ketika sedang bepergian ke luar kota. Mereka percaya bahwa pencuri akan segera mendapat hukuman dengan ditimpa kebutaan dan semua orang yang berbohong niscaya menghadapi 7,5 tahun nasib buruk.
Sebuah kabar dari penduduk desa juga mengatakan, pernah ada seorang penduduk memasang pintu kayu di pintu rumahnya, namun keesokan harinya ia justru mengalami kecelakaan.
Bahkan, toilet umum di desa itu hanya dilengkapi tirai tipis di pintu masuknya untuk kepentingan privasi.
Tak hanya rumah lama, bangunan baru juga harus menghormati tradisi tersebut.
Kantor polisi yang baru dibuka pada September 2015, hingga saat ini tak pernah menerima keluhan satu pun dari warga, apalagi laporan pencurian. Sementara United Commercial Bank yang didirikan pada 2011, menjadi bank pertama di India yang tak bergembok.
Bank tersebut memasang pintu kaca di pintu masuknya dan terdapat sebuah kunci elektromagnetik tak terlihat yang diatur oleh remote control untuk menghargai tradisi tersebut.
Karena sejarah yang unik tersebut, Shani Shingnapur menarik para pengunjung. Setidaknya terdapat 40 ribu orang setiap harinya untuk mengunjungi kuil yang dulunya sederhana namun sekarang telah berubah menjadi besar.
Walaupun Shani Shingnapur secara resmi telah dinyatakan bebas dari pencuri sejak berabad-abad, pada 2010 seorang pengunjung melaporkan bahwa sejumlah uang dan barang berharga yang bernilai 35 rupee atau sekitar Rp 7,1 juta dicuri dari kendaraannya.
Selain itu, pencurian perhiasan emas senilai 70 ribu rupee atau sekitar Rp 14,2 juta juga dilaporkan pada 2011. Namun tuduhan itu diberhentikan karena warga desa bersikeras bahwa benda itu diambil dari luar desa.
Para skeptis berpendapat bahwa tingkat kejahatan yang rendah di daerah ini disebabkan karena lokasinya yang terpencil, bukan dari kekuatan ajaib Dewa.
Terlepas dari kebenarannya, waktu terus berubah dan beberapa penduduk memilih untuk tak melaksanakan tradisi tersebut. Mereka meminta izin kepada gram-panchayat -- organisasi pemerintahan lokal -- untuk memasang pintu dan kunci agar menjamin keselamatan keluarga.
Namun sebagian besar penduduk Shani Shingnapur berharap bahwa tradisi tersebut akan terus berlanjut, yakni Dewa Shani terus mengawasi mereka dari kejahatan hingga beberapa abad ke depan.(*)
sumber:BBC
Thanks for reading Karena Batu, Desa Ini Paling Aman di Dunia Rumah dan Toko Tak Berpintu | Tags: Budaya
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »