Mati sahid dalam Islam bukan dalam berperang jihad di jalan Alloh saja. Tapi ada banyak jenis cara meninggal seseorang dapat dimasukkan sebagai syuhada.
Tapai ingat, Rosul malah berdoa agar tidak mengalami mati sahid yang bukan dalam golongan gugur di medan perang jihad itu.
Dahulu Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh dari tempat yang tinggi, dari tertimpa bangunan dari tenggelamdan dari terbakar"(HR. al-Nasa'i no. 5531, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani).
Inilah salah satu keutamaan umat nabi bagi seorang Muslim. Islam selalu memberi solusi bagi umatnya dalam menghadapi suatu musibah bahkan saat kematiannya yang tidak mereka sangka.
Umat Nabi Muhammad Shallalahu'alaihi wa sallam senantiasa diberi kemudahan dalam tuntunan-Nya selalu punya solusi dan kemudahan. Nabi terakhir segala nabi ini menyempurnakan amal sholeh tanpa terlewat satu pun kebaikan melainkan beliau ajarkan kepada umatnya. Tidaklah ada satu keburukan, melainkan beliau memberi peringatan kepada mereka agar terhindar darinya.
Seperti hadist yang diriwayatkan tersebut, beliau contohkan agar musibah yang menakutkan datang silih berganti menghampiri anak Adam dapat dihindari dengan doa perlindungan itu. Beliau ajarkan kepada umatnya pentingnya berdoa memohon perlindungan kepada Allah dari kematian yang mengerikan.
Ulama mennafsirkan hadist ini bersepakat termasuk di dalamnya adalah kecelakaan jatuh dari pesawat terbang, tenggelam, terbakar dan tertimpa tanah longsor, termasuk terkena benturan keras dan tertimbun tanah longsor.
عَنْ أَبِي الْيَسَرِ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي ، وَالْهَدْمِ ، وَالْغَرَقِ ، وَالْحَرِيقِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا.
"Dari Abul Yasar ia berkata, 'Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa, 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh dari tempat yang tinggi, dari tertimpa bangunan, dari tenggelam dan dari terbakar. Aku juga berlindung kepada-Mu dari campur tangan syetan ketika akan meninggal. Aku juga berlindung kepada-Mu dari meninggal dalam keadaan lari dari medan perang. Aku juga berlindung kepada-Mu dari meninggal karena tersengat hewan beracun" (HR. al-Nasa'i no. 5531, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa ada tujuh golongan syuhada selain yang mati di medan perang.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللهِ : الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
"Mati syahid selain yang terbunuh di jalan Allah, ada tujuh, mati karena penyakit tha'un (lepra) syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit di dalam perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa bangunan (benturan keras) syahid, dan wanita yang mati karena mengandung (atau melahirkan) syahid" (HR. Abu Dawud no 3111, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani).
وعنده من حديث ابن مسعود بإسناد صحيح "أن من يتردى من رءوس الجبال وتأكله السباع ويغرق في البحار لشهيد عند الله"
Demikian juga Ibnu Hajar rahimahullah menukilkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dari hadits Ibnu Mas'ud bahwa orang yang mati karena terjatuh dari puncak gunung dan mati karena dimakan binatang buas termasuk syahid di sisi Allah (Fathul Bari, Bab al-Syahadah Sab'un Siwal Qatl).
Pertanyaannya, jika memang musibah-musibah di atas menjadikan seseorang mati syahid, kenapa kita dianjurkan untuk berlindung darinya?
Ulama menjelaskan sebab nabi mencontohkan doa agar kita berlindung kepada Allah dari kematian yang mengerikan itu karena beberapa hal. Karena kematian dalam kondisi tersebut sangat keras dan melelahkan.
Sehingga, seseorang ketika mengalami hal itu imannya goyah dan syetan terlaknat akan mudah menggelincirkan dari iman.
Manusia adalah makhluk yang lemah, mudah putus asa, sehingga selayaknya memohon agar diberikan kemudahan, lebih-lebih pada kondisi ketika akan meninggal.
Berikut penjelasan Ibnu At-Tiin rahimahullah yang dinukil oleh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari tentang sebab orang-orang yang mati karena musibah di atas mendapat gelar syahid di akhirat, tidak lain karena meninggalnya dalam keadaan yang sangat berat.
قَالَ اِبْن التِّين : هَذِهِ كُلّهَا مِيتَات فِيهَا شِدَّة تَفَضَّلَ اللَّه عَلَى أُمَّة مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَنْ جَعَلَهَا تَمْحِيصًا لِذُنُوبِهِمْ وَزِيَادَة فِي أُجُورهمْ يُبَلِّغهُمْ بِهَا مَرَاتِب الشُّهَدَاء
"Ibnu At-Tiin berkata, 'Semua yang tertimpa musibah ini merasakan sakit kematian yang keras, Allah karuniakan itu kepada umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai penghapus dosa-dosa dan tambahan pahala bagi mereka yang mengantarkan mereka mencapai derajat para syuhada"(Bab al-Syahadah Sab'un Siwal Qatl).
Kematian dalam kondisi tersebut biasanya datang mendadak.
Boleh jadi seseorang pada saat itu belum bertaubat, belum melunasi hutang, juga belum berwasiat kepada orang yang berhak mendapatkan wasiat dan orang-orang terdekatnya, sehingga hak-hak orang lain belum ia tunaikan.
Padahal setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat terkait hak orang lain yang belum ia kembalikan kepada pemiliknya, meskipun ia orang yang mati syahid. Demikian Sang Nabi telah mewanti-wanti umatnya,
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ
"Orang yang mati syahid akan diampuni seluruh dosanya, kecuali hutang"(HR. Muslim no. 1886).
Mati Syahid Dalam Golongan Bencana
Para ulama, di antaranya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Al-Fatawa Al-Kubra (3/22), mengecualikan bagi orang yang bepergian naik kapal dalam kondisi sedang bermaksiat lalu tenggelam, tidak termasuk yang mendapatkan kesyahidan.
Demikian juga pendapat Syaikh Shalih al-Munajjid hafizhahullah tentang orang yang bepergian untuk melakukan maksiat, seperti orang yang naik kapal untuk berzina dan minum khomr, dan yang semisalnya lalu tenggelam, maka ia tidak mendapatkan kesyahidan.
Meskipun meninggal karena tenggelam, terjatuh dari tempat yang tinggi, terbakar, tertimpa benda keras, dan semisalnya itu mengantarkan seseorang meraih syahid di akhirat, akan tetapi banyak nash-nash yang menganjurkan kita untuk berlindung dari kematian yang mengerikan tersebut.
Apabila seorang mukmin meninggal dalam keadaan tersebut dan tidak sedang bermaksiat, maka ia memperoleh kesyahidan. Akan tetapi ia tidak boleh berharap mati yang demikian, justru sebaliknya ia memohon kepada Allah Ta'ala agar terhindar darinya sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Wallahu a'lam.***
Kolom: Surya Koto
Berbagai Sumber
Thanks for reading Ayo Doakan Korban Banjir Longsor Masuk Hadits Berikut Ini | Tags: Tahukah Anda
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »